Rabu, 17 April 2013

Dunia lain dari Internet

Seperti juga dunia lainnya ada segmen dunia
yang tidak suka / tidak mau menggunakan
hukum tertulis, bertumpu pada struktur &
pengadilan.
Dunia ini juga ada di Internet,
mereka sangat gila dengan komputer /
kemampuan akses ke komputer dan apapun
yang dapat mengajarkan kepada mereka
bagaimana dunia komputer khususnya
bekerja; semua dilakukan tanpa batas &
totalitas. Mereka tidak suka
menyembunyikan informasi, dan semua
informasi harus bebas, terbuka & transparan
– aliran copyleft lebih banyak penganutnya
daripada copyright. Mereka tidak percaya
pada autoritas, birokrasi, penguasa –
kekuasaan harus terdesentralisasi.
Seseorang dinilai dari kemampuannya,
bukan kriteria-kriteria buatan seperti gelar,
jabatan, umum, posisi, atau suku bangsa.
Mereka membuat seni & keindahan di
komputer & mereka percaya bahwa
komputer akan membawa kita semua ke
kondisi yang lebih baik. Konsep hidup &
etika di atas di formulasikan oleh Steven
Levy 1984 dari pengamatan masyarakat
bawah tanah di Internet dalam bukunya
Heroes of the Computer Revolution.
Saya yakin sebagian besar dari kita bisa
meraba siapakah mereka ini? Betul, mereka
adalah para hacker. Masyarakat yang tidak
terlihat, tidak terdeteksi, seperti siluman,
mereka hidup & berjaya di dunia maya –
tanpa terdeteksi oleh pengguna Internet
biasa, tak terdeteksi oleh sistem
administrator WARNET & ISP.
Oleh Media & stereotype masyarakat
membentuk karakter hacker sebagai orang
jahat dan suka merusak. Stereotype ABG
15-20 tahun-an, yang duduk di belakang
komputer berjam-jam, masuk ke sistem dan
men-delete, berbelanja menggunakan kartu
kredit curian atau menghancurkan apa saja
yang bisa mereka hancurkan – “anak” ini
dikenal sebagai cracker bukan sebagai
hacker. Cracker ini yang sering anda dengar
di berita / media, mematikan situs web,
menghapus data dan membuat kekacauan
kemanapun mereka pergi. Hacker yang betul
sebenarnya tidak seperti yang ada dalam
stereotype banyak orang di atas.
Di dunia elektronik underground nama jelas
& nama lengkap tidak digunakan. Orang
biasanya menggunakan nama alias, callsign
atau nama samaran. Hal ini memungkinkan
kita bisa menyamarkan identitas, dan hanya
di kenali sesama underground. Beberapa
nama diantara hacker Indonesia bisa
dikenali seperti hC, cbug, litherr, fwerd,
d_ajax, r3dshadow, cwarrior, ladybug, chiko,
gelo, BigDaddy dsb.
PERBEDAAN HACKER DAN CRACKER
cracker di definisikan sebagai “seseorang
yang masuk ke sistem orang lain, biasanya
di jaringan komputer, membypass password
atau lisensi program komputer, atau secara
sengaja melawan keamanan komputer.
Cracker dapat mengerjakan hal ini untuk
keuntungan, maksud jahat, atau karena
sebab lainnya karena ada tantangan.
Beberapa proses pembobolan dilakukan
untuk menunjukan kelemahan keamanan
sistem”
KARAKTER HACKER
Berbeda dengan Cracker, Hacker menurut
Eric Raymond di definisikan sebagai
programmer yang pandai. Sebuah hack yang
baik adalah solusi yang cantik kepada
masalah programming dan “hacking” adalah
proses pembuatan-nya. Ada beberapa
karakteristik yang menandakan seseorang
adalah hacker, seperti :
dia suka belajar detail dari
bahasa pemrograman atau
system
dia melakukan pemrograman
tidak cuma berteori saja
dia bisa menghargai,
menikmati hasil hacking orang
lain
dia dapat secara cepat belajar
pemrogramman, dan
dia ahli dalam bahasa
pemrograman tertentu atau
sistem tertentu, seperti “UNIX
hacker”
PROSES PENGAKUAN EKSISTENSI SEORANG
HACKER
Yang menarik, ternyata dalam dunia hacker
terjadi strata / tingkatan / level yang
diberikan oleh komunitas hacker kepada
seseorang karena kepiawaiannya, bukan
karena umur atau senioritasnya. Proses
yang paling berat adalah untuk memperoleh
pengakuan / derajat / acknowledgement
diantara masyarakat underground, seorang
hacker harus mampu membuat program
untuk meng-eksploit kelemahan sistem,
menulis tutorial (artikel) biasanya dalam
format ASCII text biasa, aktif diskusi di
mailing list / IRC channel para hacker,
membuat situs web dsb. Entah kenapa
warna background situs web para hacker
seringkali berwarna hitam gelap, mungkin
untuk memberikan kesan misterius. Proses
memperoleh acknowledgement / pengakuan,
akan memakan waktu lama bulanan bahkan
tahun, tergantung ke piawaian hacker
tersebut.
Proses memperoleh pengakuan di antara
sesama hacker tidak lepas dari etika &
aturan main dunia underground. Etika ini
yang akhirnya akan membedakan antara
hacker & cracker, maupun hacker kelas
rendahan seperti Lamer & Script Kiddies.
KODE ETIK HACKER
Di atas segalanya, hormati
pengetahuan & kebebasan
informasi
Memberitahukan sistem
administrator akan adanya
pelanggaran keamanan /
lubang di keamanan yang anda
lihat
Jangan mengambil keuntungan
yang tidak fair dari hack
Tidak mendistribusikan &
mengumpulkan software
bajakan
Tidak pernah mengambil
resiko yang bodoh – selalu
mengetahui kemampuan
sendiri
Selalu bersedia untuk secara
terbuka / bebas / gratis
memberitahukan &
mengajarkan berbagai
informasi & metoda yang
diperoleh
Tidak pernah meng-hack
sebuah sistem untuk mencuri
uang
Tidak pernah memberikan
akses ke seseorang yang akan
membuat kerusakan
Tidak pernah secara sengaja
menghapus & merusak file di
komputer yang dihack
Hormati mesin yang di hack,
dan memperlakukan dia seperti
mesin sendiri
STRATA HACKER
Tentunya ada berbagai tingkatan / strata di
dunia underground. Saya yakin tidak semua
orang setuju dengan derajat yang akan
dijelaskan disini, karena ada kesan arogan
terutama pada level yang tinggi. Secara
umum yang paling tinggi (suhu) hacker
sering di sebut ‘Elite’; di Indonesia mungkin
lebih sering di sebut ‘suhu’. Sedangkan, di
ujung lain derajat hacker dikenal ‘wanna-be’
hacker atau dikenal sebagai ‘Lamers’. Yang
pasti para pencuri kartu kredit bukanlah
seorang hacker tingkat tinggi, mereka
hanyalah termasuk kategori hacker kelas
paling rendah / kacangan yang sering kali di
sebut sebagai Lamer. Mereka adalah orang
tanpa pengalaman & pengetahuan biasanya
ingin menjadi hacker (wanna-be hacker).
Lamer biasanya membaca atau mendengar
tentang hacker & ingin seperti itu.
Penggunaan komputer Lamer terutama
untuk main game, IRC, tukar menukar
software bajakan, mencuri kartu kredit.
Biasanya melakukan hacking menggunakan
software trojan, nuke & DoS (Denial of
Service). Biasanya menyombongkan diri
melalui IRC channel dsb. Karena banyak
kekurangannya untuk mencapai elite, dalam
perkembangannya Lamer hanya akan
sampai level developed kiddie atau script
kiddie saja; pada tingkatan kiddie ini
biasanya hacker masih banyak bergantung
pada Grafik User Interface (GUI) atau
Windows, karena belum paham betul untuk
melakukan programming dengan baik.
Dua tingkat tertinggi para hacker & yang
membuat legenda di underground dunia
maya, adalah tingkat Elite & Semi Elite.
Barangkali kalau di terjemahkan ke bahasa
Indonesia, tingkat ini merupakan suhu dunia
underground. Elite juga dikenal sebagai
3l33t, 3l337, 31337 atau kombinasi dari itu;
merupakan ujung tombak industri keamanan
jaringan. Mereka mengerti sistem operasi
luar dalam, sanggup mengkonfigurasi &
menyambungkan jaringan secara global.
Sanggup melakukan pemrogramman setiap
harinya. Sebuah anugrah yang sangat alami,
mereka biasanya effisien & trampil,
menggunakan pengetahuannya dengan tepat.
Mereka seperti siluman dapat memasuki
sistem tanpa di ketahui, walaupun mereka
tidak akan menghancurkan data-data.
Karena mereka selalu mengikuti peraturan
yang ada.
Hacker tingkat atas (suhu), biasanya akan
memilih target secara hati-hati, tanpa
terlihat, diam-diam seperti siluman di
kegelapan malam. Setelah melalui banyak
semedi & membaca banyak buku-buku
tentang kerja jaringan komputer, Request For
Comment (RFC) di Internet & mempraktekan
socket programming. Semua ini tidak
pernah di ajarkan di bangku sekolah maupun
kuliah manapun. Secara perlahan mereka
akan naik hirarki mereka sesuai dengan
kemampuannya, tanpa menyombongkan
dirinya – itulah para suhu dunia
underground.

0 komentar:

Posting Komentar